Pengantar dan Pengertian, Ruang Lingkup, dan Fungsi Ilmu Dakwah
Makalah ini dipresentasikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah

Di susun oleh:
1. Andri Yanto (108051000046)
2. Ani Belasa Fitri (108051000051)
3. Didiet Hadi R. (108051000061)

I. KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmannirahim
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah

melancarkan tugas makalah kami yang berjudul “Pengantar, Pengertian, Ruang

Lingkup dan Fungsi Ilmu Dakwah”.
Shalawat serta salam kami haturkan ke pada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang

telah memberikan gambaran yang jelas mengenai hakikat ilmu dakwah yang

sesungguhnya.
Selanjutanya kami ucapkan terima kasih ke pada dosen ilmu dakwah, yang

telah memberikan tugas makalah ini. Dan juga ke pada sahabat/i KPI 3 B

atas dukungan serta kontribuainya atas terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Makalah ini tidaklah

luput dari kesalahan, maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran

ke pada para pembaca.

II. PENDAHULUAN
Sebelum memahami dan mempraktekkan proses dakwah, seyogyanya kita memahami

apa yang dimaksud ilmu dakwah, ruang lingkup serta fungsi dari ilmu dakwah

itu sendiri.
Maka dari itu makalah ini akan menjelaskan ilmu dakwah tersebut.

III. PEMBAHASAN
A. PENGANTAR
1. Dakwah adalah kegiatan tertua dalam kehidupan manusia
Dakwah adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode

yang bermacam-macam dan dilaksanakan oleh perorangan, sekelompok komunitas

dan masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung sejak dunia ini terkembang jelasnya sejak nabi

Adam AS. Sebagai nabi pertama dan manusia pertama sampai saat ini bahkan

sampai akhir zaman nanti.
Dalam pelaksanaannya dakwah diterapkan dengan mempergunakan media dan

sarana secara bertahap dan berkembang menurut jamannya. Namun A. Hasjy

melihat titik awal dakwah islamiah dimulai sejak 17 Ramadhan, 12 tahun

sebelum hijrah (6 Agustus 610 M) pada waktu nabi Muhammad SAW. diangkat

menjadi Rasul.
2. Pentingnya usaha untuk memperkuat dakwah sebagai sebuah ilmu
Dua aspek makna pentingnya dakwah sebagai sebuah ilmu, yaitu
1) Untuk memelihara dan mengembalikan martabat manusia
Dakwah adalah upaya para Da’i agar manusia tetap menjadi makhluk yang

baik, bersedia mengimani dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam,

sehingga hidupnya menjadi baik, hak-hak asasinya terlindungi, harmonis,

sejahtera, bahagia di dunia dan di akhirat terbebas dari siksaan api

neraka dan memperoleh kenikmatan surga yang di janjikan.
2) Untuk membina akhlak dan memupuk semangat kemanusiaan
Dakwah juga penting dan sangat di perlukan oleh manusia karena tanpanya

manusia akan sesat. Hidupnya menjadi tidak teratur dan kualitas

kemanusiaannya merosot. Akibatnya manusia akan kehilangan akhlak seperti

nuraninya tertutup, egois, rakus, liar, akan saling menindas, saling

“memakan” atau saling membuka “memeras”, bahwa manusia sebagai makhluk

perusak di bumi dan penumpah darah (Yasfikuddima) akan menjadi kenyataan.

B. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN FUNGSI ILMU DAKWAH

1. Pengertian Ilmu Dakwah
Ilmu Dakwah adalah kumpulan pengetahuan yang membahas masalah dan segala

hal yang timbul atau mengemuka dalam interaksi antar unsur dari sistem

dakwah agar diperoleh pengetahuan yang tepat dan benar mengenai kenyataan

dakwah.
Sedangkan menurut Aminuddin Sanwar dalam pengantar ilmu dakwah. “Ilmu

dakwah adalah akumulasi pengetahuan yang dikembangkan umat Islam dalam

susunan yang sistematik dan terorganisir, membahas masalah yang timbul

dari interaksi antar unsur dalam sistem penyelenggaraan kewajiban dakwah

dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang tepat mengenai kenyataan

dakwah sehingga diharapkan dapat diperoleh susunan pengetahuan yang

bermanfaat bagi penegakkan tugas dakwah dan khilafah umat manusia.”
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk

menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau

melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.

Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek

dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam

adalah "Da'i".

2.Ruang Lingkup Ilmu Dakwah
Obek formal kajian ilmu dakwah adalah mempelajari hakikat dakwah. Apakah

dakwah hanya sekadar merupakan bentuk dan model sosialisasi dan

transformasi agama islam? Apakah dakwah hanya mengajak manusia untuk hidup

dijalan Allah saja? Apakah hubungan antara dakwah dengan makna Rahmatan

lil al-alamin dengan amar ma’ruf nahi mungkar.
Sementara objek material ilmu dakwah adalah manusia, Islam, Allah dan

lingkungan (Dunia). Ilmu dakwah mencoba melihat interaksi antara manusia

yang menjadi subjek (Da’i) dan objek (Mad’u) dalam proses dakwah, Islam

sebagai pesan dakwah dan lingkungan di mana manusia akan menerapkan dan

mengamalkan nilai-nilai Islam, serta Allah yang menurunkan Islam dan

memberikan takdirnya yang menyebabkan terjadinya perubahan keyakinan,

sikap dan tindakan.
Dengan demikian, ruang lingkup ilmu dakwah tidak akan pernah terlepas dari

pembahasan tentang Allah, manusia dan lingkungan di mana proses dakwah

terjadi..
Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa ruang lingkup ilmu dakwah adalah
1) Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.
2) Agama Islam sebagai pesan dakwah yang harus disampaikan.
3) Allah yang menciptakan manusia dan alam sebagai Rabb yang memelihara

alam dan menurunkan agama Islam, serta menentukan proses terjadinya

dakwah.
4) Lingkungan alam tempat terjadinya proses dakwah.

3. Fungsi Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
Pertama untuk memberi penjelasan tentang upaya mentransformasikan nilai-

nilai kebenaran dan memberi penjelasan mengenai ajaran islam.
Kedua, memberi penjelasan tentang upaya transformasi iman ke dalam amal

shaleh jama’ah.
Ketiga, memberi penjelasan tentang upaya membangun dan mengembalikan

manusia pada fitrahnya, meluruskan tujuan hidup manusia dan menegakkan

fungsi khilafah manusia menurut al-Qur’an dan Hadits.
Sedangkan menurut Amurullah Achmad menyebut ilmu dakwah sebagai ilmu

perjuangan umat Islam dan ilmu rekayasa masa depan umat manusia dan

peradaban Islam.
IV. PENUTUP

1) Kesimpulan
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk

menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau

melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.

Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek

dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam

adalah "Da'i".
Sedangkan ruang lingkup ilmu dakwah tidak akan pernah terlepas dari

pembahasan tentang Allah, manusia dan lingkungan di mana proses dakwah

terjadi.
Sedang Ilmu dakwah berfungsi sebagai ilmu perjuangan umat Islam dan ilmu

rekayasa masa depan umat manusia dan peradaban Islam.



2) Saran
Semoga dengan mempelajari pengertian, ruang lingkup dan fungsi ilmu dakwah

kita dapat mengaplikasiakannya dalam kegiatan dakwah kita di lingkungan

masyarakat. Dan kita sadar bahwa dakwah adalah kegiatan yang paling tua

yang dilakukan umat manusia, yang dimulai dari zaman nabi Adam As. Sebagai

manusia berbudaya pertama dimuka bumi

V. DAFTAR PUSTAKA
• Aminuddin Sanwar. Pengantar Ilmu Dakwah. Semarang: Diktat Fakultas

IAIN Walisongo, 1985.
• Hasanuddin. Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1996
• Muhammad Sulthon. Desain ilmu dakwah. Jogjakarta: Pustaka

pelajar.2003
• Q.S. al-Baqarah (2): 30
• Wikipedia Indonesia. Ilmu Dakwah. 2009
Pengantar Antropologi Agama
Makalah ini di presentasikan untuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Agama

1)Andri Yanto (108051000046)
2)Dewi Nurjamilah (108051000034)
3)Firdausi Nuzula (108051000054)

I.PENDAHULUAN
Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan gaib, luar biasa, atau supranatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. Kepercayaan itu menimbulkan perilaku tertentu, seperti berdoa, memuja, dan lainnya, serta menimbulkan sikap mental tertentu, seperti rasa takut, rasa optimis, pasrah, dan lainnya dari individu dan masyarakat yang mempercayainya. Karenanya, keinginan, petunjuk, dan ketentuan kekuatan gaib harus dipatuhi, kalau manusia dan masyarakat ingin kehidupan ini berjalan dengan baik dan selamat.

II.PEMBAHASAN
A.AGAMA dan KEHIDUPAN
Kehidupan beragama adalah kenyataan hidup manusia yang ditemukan sepanjang sejarah masyarakat dan kehidupan pribadinya. Ketergantungan masyarakat dan individu kepada kekuatan gaib ditemukan dari zaman modern ini. Kepercayaan itu diyakini kebenarannya sehingga ia menjadi kepercayaan keagamaan atau kepercayaan religius.
Beragama sebagai gejala universal masyarakat manusia juga diakui oleh Begrson (1859-1941), pemikir perancis. Ia menulis bahwa kita menemukan masyarakat manusia tanpa sains, seni dan f`ilsafat, tetapi tidak pernah ada masyarakat tanpa agama, walaupun ia tidak menyebut contoh masyarakat yang tanpa seni dan filsafat.
Tetapi Norbeck tidak mengakui beragama universal dalam kehidupan individual. Individu-individu yang nonreligius menurutnya makin umum di kalangan masyarakat modern, tetapi kepercayaan keagamaan tetap saja dipegang oleh semua masyarakat (Norbeck, 1974:3)
Kehidupan beragama dewasa ini ada yang dijadikan tempat penyejuk jiwa dan pelarian dari hiruk pikuk ekonomi dan social politik sehari-hari. Ada pula yang dijadikan sumber motivasi untuk mencapai kehidupan ekonomi dan social politik.
Terdapat perbedaan kehidupan beragama di kalangan masyarakat primitif dan masyarakat modern. Dalam masyarakat primitif, kehidupan beragama tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupan lain; beragama dan kegiatan sehari-hari menyatu. Beragama merupakan sistem sosial budaya.
Dalam masyarakat modern, kehidupan beragama hanya salah satu aspek dari kehidupan sehari-hari. Beragama bagian kecil dari kehidupan. Beragama merupakan subsistem dari kehidupan, yaitu sistem pribadatan atau ritual.

B.DEFINISI AGAMA
Definisi agama dari sudut teologi (ketuhanan) atau hal supernatural atau spiritual. Tylor, berpendapat bahwa agama adalah kepercayaan kepada wujud spiritual (the belief in Spiritual beings).
Sedangkan menurut Clifford Greetz, agama merupakan sebuah sistem yang berisi simbol-simbol yang berlaku untuk menetapkan suasana hati dan motivasi-motivasi yang kuat, yang meresapi dan tahan lama dalam diri manusia dengan merumuskan konsep-konsep tatanan umum, eksistensi, dan membungkus konsep-konsep ini dengan semacam pancaran faktualitas sehingga suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak khas realistis. Simbol adalah sesuatu yang membuat sesuatu menjadi penting ketimbang dirinya sendiri.


C.FUNGSI DAN PERAN AGAMA
Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

1.Berfungsi Edukatif
Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsure ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.

2.Berfungsi Penyelamat
Keselamatan yang meliputi bidang yang luas adalah keselamatan yang diajarkan oleh agama. Keselamatan yang diberikan oleh agama adalah keselamatan yang meliputi dunia dan akhirat.

3.Berfungsi Sebagai Pedamaian
Melalui beragama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Setelah menebus dosanya melalui tobat, pensucian ataupun penebusan dosa.

4.Berfungsi Sebagai Sosial Kontrol
Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupu kelompok, karena :
a.Agama secara instansi, merupakan norma bagi pengikutnya
b.Agama secara dogmatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis yang bersifat profetis (kenabian)

5.Berfungsi Sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas
Penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memeiliki kesamaan dalam satu kesatuan yang kemudian rasa itu akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan.

6.Berfungsi Transformatif
Ajaran agama dapat meruabah kehidupan kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai ajaran agama yang dianutnya dan kadang kala mampu mengubah kesetiaannya kepada norma atau adat kehidupan yang dianut sebelumnya.
7.Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajka para panganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.
8.Berfungsi Sublimatif
Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia bukan saja yang bersifat agama ukhrawi, melainkan juga bersifat duniawi. Segala usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama bila dilakukan atas niat yang tulus, karena dan untuk Allah merupakan ibadah.


D.OBJEK KAJIAN ANTROPOLOGI AGAMA
Objek material antropologi agama adalah membahas tentang masyarakat dari sudut budaya masyarakat tersebut. Agama yang dipelajari oleh antropologi agama adalah agama sebagai fenomena budaya, bukan ajaran agama yang dating dari tuhan. Maka yang menjadi perhatian adalah beragamnya manusia dan masyarakat. Antropologi juga
Harsojo mengungkap bahwa kajian antropologi terhadap agama dari dahulu sampai sekarang meliputi empat masalah pokok, yaitu
1) Dasar-dasar fundamental dari agama dan tempatnya dalam kehidupan manusia.
2) Bagaimana manusia yang hidup bermasyarakat memenuhi kebutuhan religius mereka.
3) Dari mana asal usul agama.
4) Bagaimana manisfestasi perasaan dan kebutuhan religius manusia.

III.PENUTUP
1.KESIMPULAN
Hubungan antara Agama dan kehidupan adalah hubungan yang telah berlangsung dari zaman primitif hingga zaman modern seperti saat ini. Namun memiliki perbedaan dalam penilaian agama sebagai sistem sosial budaya atau tidak.
Agama dapat didefinisikan sebagai kepercayaan terhadap wujud spiritual maupun suatu sistem yang berisi simbol-simbol.
Agama berfungsi sebagai Edukatif, Penyelamat, Sebagai Pedamaian, Sebagai Sosial Kontrol, Sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas, Transformatif, Kreatif,dan Sublimatif.
Sedangkan objek kajian antropologi agama adalah membahas tentang masyarakat dari sudut budaya masyarakat tersebut.

2.SARAN
Semoga makalah ini membuat kita dapat memahami ajaran agama yang sebenar-benarnya benar. Agar kita bisa memahami hakikat agama yang tidak hanya kita menjalankannya begitu saja tetapi kita juga memiliki dasar. Makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu, kami meminta sahabat/i untuk memberikan kritik dan saran demi kemajuan bersama. Terima kasih.


IV.DAFTAR PUSTAKA
o Bustanuddin Agus. Agama dalam kehidupan manusia. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada. 2005.
o Clifford Geertz. Kebudayaan dan Agama (terjemahan: “The Interpretation of Cultures”). Jogyakarta: Penerbit Kansius. 2003
o Harsojo. Pengantar Antropologi. Banacipta. 1992
o Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia. 2002.